Israel Serbu RS Indonesia di Gaza, 153 Orang Tewas dalam 24 Jam: Dunia Dikejutkan Aksi Brutal

Gaza, Mei 2025pttogel Konflik bersenjata antara Israel dan kelompok militan di Gaza kembali menunjukkan eskalasi mengkhawatirkan setelah pasukan militer Israel menyerbu Rumah Sakit Indonesia (RS Indonesia) yang berada di wilayah Beit Lahia, Jalur Gaza utara. Serangan ini memicu gelombang kemarahan global karena menyebabkan sedikitnya 153 orang tewas dalam waktu kurang dari 24 jam, termasuk pasien, tenaga medis, dan warga sipil yang berlindung.

Insiden ini menambah daftar panjang pelanggaran hukum humaniter internasional yang dituduhkan terhadap Israel selama berlangsungnya Operasi Kereta Perang Gideon, invasi militer skala besar ke wilayah Gaza yang diluncurkan awal bulan ini.


Serangan yang Menargetkan Simbol Kemanusiaan

RS Indonesia adalah salah satu dari sedikit rumah sakit besar yang masih beroperasi di wilayah utara Gaza, dan telah menjadi tempat perlindungan bagi ribuan warga sipil yang mengungsi dari zona konflik. Dikelola oleh para tenaga kesehatan Palestina dengan dukungan dari relawan Indonesia dan organisasi kemanusiaan internasional, rumah sakit ini sebelumnya dianggap sebagai zona netral dan objek sipil yang dilindungi berdasarkan hukum internasional.

Namun, pada dini hari waktu setempat, rudal-rudal diluncurkan dari drone dan tank militer Israel menghantam kompleks rumah sakit, menghancurkan sebagian besar bangunan utama dan ruang gawat darurat. Suara ledakan bergemuruh di seluruh distrik Beit Lahia, menyisakan pemandangan mengenaskan dari reruntuhan dan tubuh-tubuh korban.

“Ini adalah pembantaian. Mereka tahu ini rumah sakit. Mereka tahu ada anak-anak dan pasien di dalam,” ujar seorang dokter yang selamat, sambil menangis di tengah puing-puing.


Jumlah Korban dan Kondisi Lapangan

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 153 korban tewas dalam kurun waktu 24 jam, dengan lebih dari 300 orang luka-luka. Korban termasuk pasien lansia, anak-anak, perempuan, tenaga medis, dan warga sipil yang tengah berlindung. Beberapa korban bahkan belum dapat dievakuasi karena situasi keamanan di sekitar lokasi masih genting.

“Kami tidak bisa menjangkau banyak korban yang tertimbun. Tidak ada ambulans yang berani masuk. Banyak korban yang dibiarkan meninggal perlahan,” kata juru bicara Bulan Sabit Merah Palestina.

Video yang beredar memperlihatkan relawan dan warga menarik tubuh dari reruntuhan dengan tangan kosong. Aroma asap dan darah masih menyelimuti area rumah sakit hingga pagi hari berikutnya.


Israel Klaim Ada Aktivitas Militer Hamas di RS Indonesia

Pihak militer Israel (IDF) mengklaim bahwa serangan tersebut ditujukan untuk menghancurkan pusat kendali Hamas yang “disamarkan” di bawah fasilitas sipil, termasuk rumah sakit. Mereka mengklaim bahwa RS Indonesia digunakan sebagai markas komando dan tempat persembunyian terowongan militan.

Namun, klaim ini dibantah keras oleh pemerintah Palestina, aktivis kemanusiaan, dan saksi mata. Tidak ada bukti jelas yang dipublikasikan oleh pihak Israel mengenai keberadaan infrastruktur militer di lokasi tersebut.

“Ini hanya dalih untuk menyerang infrastruktur sipil. Mereka ingin menghancurkan simbol solidaritas internasional,” kata seorang pejabat senior dari Kementerian Kesehatan Palestina.


Reaksi Indonesia: Mengecam Keras, Serukan Investigasi Internasional

Pemerintah Indonesia langsung merespons dengan kecaman keras terhadap Israel. Presiden RI dalam pernyataan resminya mengatakan:

“Tindakan brutal terhadap RS Indonesia adalah kejahatan perang. Kami menyerukan penyelidikan internasional dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah tegas. Ini bukan hanya serangan terhadap Palestina, tetapi terhadap kemanusiaan.”

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, melakukan komunikasi darurat dengan negara-negara anggota OKI, ASEAN, dan Uni Afrika untuk menggalang solidaritas global dan tekanan diplomatik terhadap Israel.

Di berbagai kota di Indonesia — Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Makassar — ribuan warga turun ke jalan menggelar aksi solidaritas, membawa poster bertuliskan “Save Gaza” dan “Keadilan untuk Palestina”.


Dunia Internasional: Kecaman dan Desakan Gencatan Senjata

Serangan terhadap RS Indonesia menjadi titik balik besar dalam opini publik global. Sejumlah negara seperti Turki, Iran, Afrika Selatan, Malaysia, bahkan beberapa negara Eropa, menyatakan keprihatinan mendalam dan menyerukan penyelidikan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Sekretaris Jenderal António Guterres menyatakan bahwa serangan terhadap fasilitas medis adalah pelanggaran berat hukum perang dan mendesak Israel untuk menghentikan operasi militer yang membabi buta.

“Rumah sakit bukan medan tempur. Pasien dan tenaga medis bukan target,” kata Guterres.


Kondisi Gaza Saat Ini: Nyaris Runtuh Total

Dengan semakin banyaknya rumah sakit yang diserang, sistem kesehatan Gaza berada di ambang kehancuran. Pasokan listrik, air, makanan, dan bahan bakar habis. Pengungsian meningkat drastis, dan trauma psikologis warga mencapai titik krisis.

Organisasi internasional seperti Médecins Sans Frontières dan WHO menyerukan koridor kemanusiaan segera, namun belum ada jaminan keamanan dari kedua belah pihak.


Penutup: Dunia Bertanya, Kemanusiaan di Mana?

Serangan terhadap RS Indonesia bukan sekadar pelanggaran teknis hukum perang — ia menjadi simbol betapa nyawalah yang paling murah dalam konflik bersenjata. Ketika rumah sakit bukan lagi tempat aman, dan warga sipil menjadi target tanpa perlindungan, maka dunia berada di ambang kegagalan moral kolektif.

Kini dunia menunggu — akankah ada keadilan untuk para korban? Akankah suara kemanusiaan lebih keras dari suara rudal dan meriam?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top